Jumat, 27 April 2018

AMP Bogor Memperingati 34 Tahun Kematian Arnold Clemens Ap (Bagian II)

Perjuangan Hidup
Arnold C. Ap
 Sekitar pukul 16.00 panggung mambesak telah tersedia rapih di gedung Asrama Mahasiswa Papua kamasan IV Bogor, Jawa Barat. Oleh tim yang akan menyelenggarakan kegiatan ini mereka telah mempersiapkan semua materil yang akan di pakai saat acara berlanssung.

Mahasiswa dan masyarakat Papua yang ada di Jawa Barat mulai berdatangan awal pukul 16.00 hingga memenuhi komplek gedung Asrama. Mereka berasal dari Jakarta, Bandung dan Bogor sendiri sebagai tuan rumah, yang menyediakan tempat materil maupun moril saat itu untuk meramaikan acara ini.

Dalam rangkaian acara panggung mambesak ini mereka membawakan berbagai macam karya seni, baik puisi, orasi politik, vokal grup, solo, dan cerita rakyat dengan lagu berbahasa daerah mereka disana.

Dalam sebuah cerita rakyat, yang dibawakan oleh Jhon.P mengkisahkan saudara beradik kaka beserta keluarganya yang pergi berburu ke hutan belantara. Kemudian  si adik tidak diberi makan dan karena lapar hingga mau meninggal seketika itu adiknya ini bernyanyi ‘kakak orang lain, dengarkanlah, saya mau bernyanyi, saya sudah sekarat dan kakak tidak memperhatikan saya, kamu bukan kakak saya tapi kakak orang lain’. Dan kemudia ia simpulkan bahwa nyanyian itu ‘Gowai’ dalam mahasa Mepago, dia menakhlukan mereka yang masih mau melanjutkan hidup.

Disana juga mereka mempersembahkan lagu Rap oleh Day.L yang berisikan tentag penyimpangan demokrasi yang terjadi di Papua saat ini, pembungkaman, teror, intimidasi hingga pembunuhan di Papua, kalimat terakhir yang saya ingat dari rapper ini menyanyikan bahwa ‘dunia mencari kedamaian tapi Indonesia mencari kemakmuran’.

Dalam orasi politik yang disampaikan oleh Jhoni. K juga tengah mengutuk sifat brutal militerisme terhadap OAP. Dan menyebutkan bahwa hal ini pun terjadi di kalangan mahasiswa Papua yang berada di negara kolonial ini. Akhir kata ia berpesan bahwa perlu menekuni ilmu apapuan yang kawan-kawan emban di sini, dan kembali ke tanah air untuk melawan dengan cara kita masing-masing.
Dalam wawancara lansung dengan pewarta, di sela-sela acara ini ketua Mahasiswa Papua Bogor Yunus E. Gobai mengatakan bahwa saya mendukung setiap kegiatan yang teman-teman adakan di dalam lingkup payung IMAPA, dan saya juga mengapresiasi teman-teman sekalian yang mengadakan acara ini di rumah kita tercinta ini. Ini adalah bentuk dari budaya melawan lupa terhadap sejarah jati diri kami orang Papua.

Gobai Melanjutkan, karena Papua saat ini sedang seperti sebuah pohon yang batangnya telah terkuliti hingga semakin lama semakin mengering, menggugurkan daun serta cabang maka teman-teman yang ada di tanah rantauan ini perlu mawas diri dalam berinteraksi dengan masyarakat luas.

Akhirnya sekitar pukul 22.19 WIB seluruh rangkaian acara ditutup dengan doa HADIR oleh Dani.M kemudian ramah tama dan bagi minuman serta penyampaian pengumuman dari paguyuban, kemudian membubarkan diri masing-masing.    


*) Mapiha_Paradisea
Malanesian Island Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar sesuai dengan kutipan diatas menurut pemahaman anda, harap komentar yang membangun dan bermanfaat.

Translate

Pengikut Web Ini

Popular Posts