Arnold C. Ap |
Sekitar pukul 16.00
panggung mambesak telah tersedia rapih di gedung Asrama Mahasiswa Papua kamasan
IV Bogor, Jawa Barat. Oleh tim yang akan menyelenggarakan kegiatan ini mereka
telah mempersiapkan semua materil yang akan di pakai saat acara berlanssung.
Mahasiswa
dan masyarakat Papua yang ada di Jawa Barat mulai berdatangan awal pukul 16.00
hingga memenuhi komplek gedung Asrama. Mereka berasal dari Jakarta, Bandung dan
Bogor sendiri sebagai tuan rumah, yang menyediakan tempat materil maupun moril
saat itu untuk meramaikan acara ini.
Dalam
rangkaian acara panggung mambesak ini mereka membawakan berbagai macam karya
seni, baik puisi, orasi politik, vokal grup, solo, dan cerita rakyat dengan
lagu berbahasa daerah mereka disana.
Dalam
sebuah cerita rakyat, yang dibawakan oleh Jhon.P mengkisahkan saudara beradik
kaka beserta keluarganya yang pergi berburu ke hutan belantara. Kemudian si adik tidak diberi makan dan karena lapar
hingga mau meninggal seketika itu adiknya ini bernyanyi ‘kakak orang lain,
dengarkanlah, saya mau bernyanyi, saya sudah sekarat dan kakak tidak
memperhatikan saya, kamu bukan kakak saya tapi kakak orang lain’. Dan kemudia
ia simpulkan bahwa nyanyian itu ‘Gowai’ dalam mahasa Mepago, dia menakhlukan
mereka yang masih mau melanjutkan hidup.
Disana
juga mereka mempersembahkan lagu Rap oleh Day.L yang berisikan tentag
penyimpangan demokrasi yang terjadi di Papua saat ini, pembungkaman, teror,
intimidasi hingga pembunuhan di Papua, kalimat terakhir yang saya ingat dari
rapper ini menyanyikan bahwa ‘dunia mencari kedamaian tapi Indonesia mencari
kemakmuran’.
Dalam
orasi politik yang disampaikan oleh Jhoni. K juga tengah mengutuk sifat brutal
militerisme terhadap OAP. Dan menyebutkan bahwa hal ini pun terjadi di kalangan
mahasiswa Papua yang berada di negara kolonial ini. Akhir kata ia berpesan
bahwa perlu menekuni ilmu apapuan yang kawan-kawan emban di sini, dan kembali
ke tanah air untuk melawan dengan cara kita masing-masing.
Dalam
wawancara lansung dengan pewarta, di sela-sela acara ini ketua Mahasiswa Papua
Bogor Yunus E. Gobai mengatakan bahwa saya mendukung setiap kegiatan yang
teman-teman adakan di dalam lingkup payung IMAPA, dan saya juga mengapresiasi
teman-teman sekalian yang mengadakan acara ini di rumah kita tercinta ini. Ini adalah
bentuk dari budaya melawan lupa terhadap sejarah jati diri kami orang Papua.
Gobai
Melanjutkan, karena Papua saat ini sedang seperti sebuah pohon yang batangnya
telah terkuliti hingga semakin lama semakin mengering, menggugurkan daun serta
cabang maka teman-teman yang ada di tanah rantauan ini perlu mawas diri dalam
berinteraksi dengan masyarakat luas.
Akhirnya
sekitar pukul 22.19 WIB seluruh rangkaian acara ditutup dengan doa HADIR oleh Dani.M
kemudian ramah tama dan bagi minuman serta penyampaian pengumuman dari
paguyuban, kemudian membubarkan diri masing-masing.
*)
Mapiha_Paradisea
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar sesuai dengan kutipan diatas menurut pemahaman anda, harap komentar yang membangun dan bermanfaat.