Male |
Banyak pertannyaan yang muncul dalam benak ini
ketika saya sedang membuka laman facebook dengan kata-kata yang dibuat oleh
saudaraku ini. Kenapa kerap kali ada
orang yang bisa merasakan hal seperti ini, kenapa saudaraku ini menderita
disaat yang bersamaan orang yang dicintainya sedang bahagia.
Ohya ini adalah arti simbiosis parasitisme
yang terjadi pada manusia, terbentang bersamaan dengan senyum tipis di wajahku
yang tampan ini. Saya mencoba mencari contoh pada makhluk hidup yang hidupnya
hanya menguntungkan sepihak. Oh benalu, pohon yang ditumbuhi benalu tidak bisa memangkas
benalu itu dari tubuhnya dengan sendiri. Kok, bisa juga ya pada manusia terjadi
hal yang sama, sedangkan pada manusia kita diberi kaki, tangan dan akalbudi?.
Kalau
begitu kenapa tidak ‘deritaku deritamu atau bahagiaku bahagiamu’ saja. Tidak adil
rasanya ketika dalam suatu kalimat ada kata derita dan ada pula kata bahagia,
kedua kata ini kan berlawanan dan memiliki makna yang berbeda pula. Entalah.
Mulai
membuat konsep permasalahan ini sebelum memikirkan kesimpulan atau jalan keluar
dari kedua kata yang mengganggu ketenangan batinku ini. Ini harus diselesaikan
dengan logika sehat agar tidak ada patogen dalam angan ini yang akan mencabik
beraikan batin sehat ini.
Masalahnya
adalah pastinya si pemilik derita ini adalah korban dari cintanya yang melebihi
apapun kepada si cewe pengguna cintanya. Penderita menyetor dengan iklas dan
penuh perjuangan demi mendapatkan imbalan sinonim dari bahagia. Ia mau agar
tidak ada derita selagi ada bahagia. Ia mau agar bahagiaku bahagiamu dan ia mau
hilangkan deritaku adalah deritamu dari hasil perjuangannya.
Dan
kemudian saya tersentak seketika saat membayangkan raut wajah dari si pemilik
bahagia ini. Seakan sayalah yang mengalami hal ini. Kenapa ia tidak jeli
melihat orang lain
tengah
menderita. Ini sama halnya dengan cacing pita yang hidup dalam perut babi dan
sapi yang tujuan mereka hanya mau mendapatkan makanan selagi sapi atau babi
tersebut sedang menderita mencari dokter hewan.
Penikmat
kebahagiaan baik di belahan dunia manapun tidak akan mengerti arti sebuah
derita. Semalang inikah hatimu. Sesadis inikah yang kau berikan kepadanya. Saya
bisa merasakan ketidak adilan itu karena berada di posisi tengah hingga bisa melihat
kedua sisi ini.
Saya
tahu tepat bahwa kaum hawa tipe ini selalu ingin menambahkan ciptaan Tuhan yang
ganteng dan tampan ke trolinya. Karena bagi mereka pengorbanan si jelak adalah
bukan apa-apa, walaupun hidupnya yang
menjadi taruhan. Karena ia buta akan kebaikan, cinta dan pengorban yang sungguh
berasal dari lubuk hatinya yang paling dalam.
Dan
teringat kata bijak yang sial ini ‘ketika kamu mencari yang sempurna maka yang
terbaik akan hilang’. Ketika suatu saat nanti si penderita kehabisan stok kesabaran dalam
hatinya maka ia akan lenyap dari posisi ini, den pergi berusaha menghapus bekas
goresan luka pada hatinya. Sioo lelaki sial seh, usaha tidak mengkhianati
hasil, eh maaf salah tafsir.
‘Te
amo’ katanya. Oh itu pasti kata maki dari bahasa sunda, karena mereka mengemban
ilmu di tanah pasundan kiraku. Dengan emoji tertawa dia membalas messengers
facebook ’tidak itu bahasa latin’. Hahaa
ioo sudah, ternyata itu akhir dari cerita ini.
*)
Mapiha_paradisea
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar sesuai dengan kutipan diatas menurut pemahaman anda, harap komentar yang membangun dan bermanfaat.