Seekor
belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak. Suatu hari ia berhasil keluar
dari kotakyang mengurungnya tersebut. Dengan gembira ia melompat-lompat
menikmati kebebasannya.
Di
perjalanan ia bertemu dengan seekor belalang lain. Namun ia keheranan kenapa
belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya. Dengan
penasaran ia menghampiri belalang itu, dan bertanya, “Mengapa kau bisa melompat
lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tidak jauh berbeda baik dari usia
maupun bentuk tubuh?”
Belalang
itupun menjawabnya, “Di manakah kau selama ini tinggal? Karena semua belalang
yang hidup di alam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan”.
Saat
itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang selama ini
membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam
bebas. Kadang-kadang kita sebagai manusia tanpa sadar pernah juga mengalami hal
yang sama dengan belalang. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu,
kegagalan yang beruntun, perkataan teman, atau pendapat tetangga, seolah
membuat kita terkurung dalam kotak semu yang membatasi semua kelebihan kita.
Lebih
sering kita mempercayai mentah-mentah apapun yang mereka tuduhkan kepada kita
tanpa pernah berpikir benarkah kita separah itu? Bahkan lebih buruk lagi, kita
lebih memilih untuk mempercayai mereka daripada mempercayai diri sendiri.
Tidakkah
kita pernah mempertanyakan kepada hati nurani bahwa kita bisa “melompat lebih
tinggi dan lebih jauh” kalau kita mau menyingkirkan “kotak” itu? Tidakkah kita
ingin membebaskan diri agar bisa mencapai sesuatu yang selama ini kita anggap
di luar batas kemampuan kita?
Beruntung
sebagai manusia kita dibekali Tuhan kemampuan untuk berjuang, tidak hanya
menyerah begitu saja pada apa yang kita alami.
Karena
itu teman, teruslah berusaha mencapai apapun yang ingin kita capai. Sakit memang,
lelah memang, tetapi bila kita sudah mencapai puncak, semua pengorbanan itu
pasti terbayar.
Kehidupan
kita akan lebih baik kalau hidup dengan cara pilihan kita. Bukan cara hidup
yang seperti mereka pilihkan untuk kita.
By : Tatik
Wardayati
Sumber : Intisari-Online.com
Sedikit terharu dik. Sangat inspiratif.
BalasHapusMakasih gan,
BalasHapus