~ Anak Siapa Yang
Hanya Berdiri Dan Menyaksikannya ~
Sebagai seorang manusia yang lahir dari seorang ibu,
saya merasakan ibu adalah ratu dari segalanya. Karena saya tahu benar bahwa apa
saja yang saya lakukan sekarang adalah berawal dari ibu saya, yang melakukan
segalanya bagi saya.
Terkadang saya merindukanya. Ingin membalas budi
baiknya padaku. Apa yang ibu harapkan untuk saya berikan. Bukankah seperti
cincin berlapis emas 24 karat, atau yang lain?. Oh tidak. Saya hanya punya satu
jawaban ‘membuat ibu tersenyum, dimanapun saat ini ia berada, dengan sebuah
keberhasilan yang saya capai.
Ohya, saya kan banyak saudara. Apa yang kakak saya
berikan kepada ibu saya?. Saya tidak tahu. Yang dia berikan berupa barang
ataukah jasa yang ia miliki untuk ibu kita. Tapi bagimana dengan adik saya.
Saya tidak tahu juga. Tetapi saya harus memilih jalan saya untuk itu.
Tapi sayangnya ini berbeda. Spanduk yang ada diatas
ini, bukan untuk konteks ini. Pasti ini mengarah kepada sesuatu yang besar. Tapi
setelah saya berpikir lagi, hal ini bisa sama. Mungkin mama saya mengharapkan
saya berhasil dan setelah itu saya akan melihat mama saya tersenyum lebar.
Apa yang saya lakukan sekarang untuk konteks ini.
Saya ingat bahwa seorang manusia akan mendengarkan apa saja yang dikatakan oleh
ibu dan melakukan sebisanya. Dan saya juga sangat ingat bahwa hanya ada satu
orang ibu di dunia ini yang bisa melakukan semuanya itu. Tidak! Ada dua ibu.
Saya pikir-pikir dulu.
Iya benar. Mengingat kembali nasihat orang tua saya
dulu waktu saya masih kecil, bahwa ‘jangan coret-coret di tanah, itu ibumu
juga, dia merasa sakit, dia seperti manusia’. Tepat sudah. Berarti saya
mempunyai dua orang ibu yang bersedia melakukan segalanya untuk saya. Dalam
setiap langkah perjuangan hidup yang saya lakukan ini.
Keduanya adalah saya punya mama. Sekarang saya akan
memilih dari salah satunya untuk menjadi
yang nomor satu. Saya akan buat perbandingan, siapa yang menang dialah yang
nomor satu dalam hidupku.
Ibu kan yang mengandung, melahirkan dan membesarkan
saya. Tapi selama proses itu berlansung, mama yang selalu kasi makan, dan
melakukan semuanya untuk ibu. Imbang.
Ibu itu manusia, dia memberikan makanan, menggendong
saya waktu kecil, membiayai hidup saya,
bisa melihat saya dimanapun saya pergi,
hasil jeripayahnya semua untuk saya. Ah, mama juga ingat nasihat yang
tadi, mama yang memberikan makanan pada ibu, mama menggendong saya walaupun
saya sudah besar, memberikan uang, menuntun saya di pundaknya, hasil
kekayaannya semua untuk saya. Imbang.
Kalau begitu, semuanya imbang. Berarti pemilihan ini
saya hentikan saja, saya akan ambil satu solusi, kesimpulan dari perbandingan
tahapan pemilihan tadi. Yaitu keduanya menjadi nomor satu dalam hidupku.
Kesimpulan yang sangat tepat, ini saya buat dengan sangat sempurna. Saya akan
berikan satu nama baru untuk mereka berdua, yaitu ‘ratu’.
Oke baik. Untuk itu, saya akan lakukan hal apa saja
kepada kedua ratu saya ini, apapun yang ratu ingin aku berbuat, itulah yang
menjadi tugas utama yang harus aku lakukan. Dan saya tahu betul kalau saya
tidak melakukanya, maka saya bisa jadi anak durhaka dan dikutuk dari ratu ini.
Sangat sial nasib saya nanti.
Oke cukup. Sekarang saya mau tahu benar tentang
kabar dari kedua ratu saya ini. Saya harus pastikan terlebih dahulu. Ratu yang
dijuluki dari kata ibu ini, saya tahu benar bahwa kabarnya baik-baik saja
seperti yang saya ketahui. Tapi sialnya saya karena saya belum tahu benar
tentang kabar dari ratu yang dijuluki dari kata mama ini.
Oke mari bertanya, kita akan berbicara banyak tentang
ratu yang dijuluki dari kata mama ini. Bagimana kabarnya?. Apakah saya ini
benar-benar tidak tahu, apakah saya ini tahu tapi pura-pura tidak tahu, ataukah
saya ini tahu dan berusaha melakukan sesuatu untuk masalahnya?. Berarti ada
tiga kategori pertannyaan. Oke baik.
Ah dari pada saya bicara banyak disini, lebih baik
saya jelaskan saja tiga kategori pertanyaan ini. Biar saya punya kakak dan saya
punya adik tahu bahwa saya ada di posisi kategori pertanyaan yang mana.
Sebelum saya memulai untuk menjelaskan saya harus
ingat spanduk besar diatas. Oke masih ingat. Pertamanya itu, saya benar-benar
tidak tahu. Mama adalah ratu saya. kepada
saya punya adik dan kakak, kalau memang benar-benar tidak tahu, itu awal dari
kamu akan menerima kutukan, menjadi anak mama yang sial.
Karena kamu benar-benar tidak tahu tentang sejarah,
karya, jasa, dan semuanya yang dilakukan untuk kamu oleh mama. Dan saya juga
tidak tahu kenapa kamu manjadi tidak tahu apa-apa tentang mama kamu ini.
Yang kedua, saya tahu tapi pura-pura tidak tahu.
Pada kategori pertannyaan ini, nasibnya akan paling sial sekali kalau tidak
dirubah. Saya punya adik dan kakak, ingat ini, kalian bisa mendapatkan hidup
yang sial.
Kalian tahu mama tapi tidak melakukan perintah yang
mama berikan kepada kalian. Kalian hanya
cuek. Mengatakan ini bukan saya punya urusan, ada orang lain yang mengurus ini,
nanti saudaraku yang lain akan menolongnya, ah kalian tolong sudah, iya saya
punya mama tapi saya tidak mampu menolongnya, dan lain yang kalian ucapkan. Ingat
ini akan berakhir dengan kutukan.
Saya bukan menakut-nakuti kalian tapi ini yang akan
terjadi nanti, karena apa yang kamu ucapkan, mama akan melihat kalian karena
kamu bicara dari pundak mama. Iya seperti itu saudaraku, yang satu akan panggil
kamu dengan nama yang kamu ciptakan sendiri yaitu ‘pengkhianat’. Ingat sub
thema di acara ini. Saya tidak tahu, makhluk apa yang bisa berbuat seperti itu.
Kategori pertannyaan ketiga. Sapu logat dulu ‘mata
kaca-kaca tapi, tra keluar air mata’. Logat jawa ‘pengen nangis tapi gak bisaa’.
Kenapa saya awali ini dahulu sebelum menulis penjelasannya?, yah,, karena saya
tahu bahwa orang yang berdiri di kategori ini bisa dihitung dengan jari.
saya ini tahu dan berusaha melakukan sesuatu untuk
masalahnya?. Saya tahu dan berusaha
menolongnya. Ini adalah saya punya adik dan kakak yang tahu dan mengerti
tentang mama saya. Mereka berusaha menyelamatkan mama saya. Mereka bekerja
keras, harta dan benda bukan bandingannya, nyawa mereka pun mereka pertaruhkan
buat mama saya.
Mereka ini akan berdiri tegak didepan mata dari mama
saya. Mama akan merasa bangga melihat usaha yang mereka lakukan. Mereka tidak
hanya berbuat seperti kategori pertanyaan yang lain, kalau ada lebih dari dua
kategori diatas. Mama akan paling sayang mereka, karena mereka adalah anak dari
mama yang yang menangis ketika mama sedang dibunuh.
Yang lain akan bertanya kepada kalian, ‘anak siapa
yang berdiri diam saat ibu kalian sedang dibunuh?’ pasti kalian tahu jawabanya.
Bagimana dengan mama kalian? Menurut saya jawabannya ‘sama’. Itu saja.
*) penulis
adalah mahasiswa asal Tanah Papua di Pasundan.
Mantap gan terus menulis....
BalasHapusTerimakasih Gan atas motivasinya..
Hapus