Doc : Sebuah Perenungan |
Hujan Tak Lagi Turun
Untuk apa kau diciptakan,
Bila tak sudi mencurahi tanaman yang kian kering itu,
Ia menanti kehadiranmu
Ia menanti kehadiranmu
tapi malah kau menyembunyikan diri dibalik awan-awan nun jauh.
Hujan ..
Semakin kau tak hadir semakin ia kering.
Kau memang kikir sepercik pun,
Apa Kau ingin membiarkannya sampai ia mati ?,
Semakin kau tak hadir semakin ia kering.
Kau memang kikir sepercik pun,
Apa Kau ingin membiarkannya sampai ia mati ?,
Kau tahu kan tanpamu segala jenis makhluk hidup akan mati,
bahkan tanah pun turut gersan.
Kau teganya dirimu...
Apa Kau ingin ia harus mengemis?
Kau teganya dirimu...
Apa Kau ingin ia harus mengemis?
Hujan ..
Bukan ia tak mengemis,
Bukan ia tak mengemis,
ia pernah tapi tak ada yang peduli,
Hanya dirimu yang ia harapkan.
Hanya dirimu yang ia harapkan.
Ia yakin kau peduli padanya
tapi kau pun tak kunjung turun,
Kepada siapa ia harus berharap
Kepada siapa ia harus berharap
jika kau menyembunyikan wajahmu di balik tirai putih ?
Berapa lama kau ingin menghukumnya?
Kau ingin ia terus ratap sepanjang waktu?
Ia pernah tapi bila kau tak peduli siapa yang akan peduli...
Teganya dirimu membiarkan kekeringan merajarela di seluruh organ tanaman itu,
Oleh : Bintang Fajar Ufuk Timur
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar sesuai dengan kutipan diatas menurut pemahaman anda, harap komentar yang membangun dan bermanfaat.