Kamis, 15 Desember 2016

Sebuah Perenungan Untuk Mereka Yang Masih Punya Kesempatan


Malam itu saya  telepon Mama saya, mengajaknya makan malam dan nonton film berdua saja.
"Bagaimana dgn istrimu ?" kata Mama ditelepon. "Saya pikir, pasti akan menyenangkan kalau kita se-kali-kali keluar berdua saja,Mama"  "Mama mau sekali,"jawabnya.


Keesokan harinya sepulang dari kantor saya kerumah Mama. Mama berdandan rapih sekali, menata rambutnya di salon, memakai gaunnya yg terbaik. Gaun yg dipakai pd pesta ulang tahun perkawinannya ketika Papa masih hidup.

Kami pergi ke restoran yang agak mahal. Suasananya cukup elegan dan menyenangkan.
Mama menggandeng lengan saya ketika memasuki ruangan, persis seperti First Lady. Jalannya anggun.

Saya membacakan daftar menu karena Mama sudah tak bisa lagi membacanya walau dengan kaca mata tebal. Ketika sedang membaca daftar itu, saya berhenti sejenak menengok ke Mama.

Dia sedang memandangi saya dgn senyum kasih... dan katanya:
"Dulu, Mama yg membacakan kamu daftar menu ketika kau masih kecil."
"Sekarang Mama santai saja ya... giliran saya yg melayani Mama," jawab saya.

Sambil makan, kami membincang kan banyak hal.  Tidak ada topik yg istimewa tapi obrolan mengalir saja sampai-sampai kami terlambat untuk menonton film. Setelah selesai, aku mengantar Mama pulang.

Sesampai dimuka pintu Mama, berkata, "Mama mau pergi lagi dengan kamu, tapi lain kali Mama yang bayar ya."  Saya setuju.

Sampai dirumah, Istriku sdh menunggu penuh harap, dan bertanya: _"Bagaimana pertemuanmu dng Mama?_" tanya istri saya dirumah. "Sangat menyenangkan, lebih dari yg saya duga. Tadinya tidak tahu mau ngomong apa."

Beberapa hari kemudian, saya dapat berita Mamaku meninggal dunia karena serangan jantung.
Begitu tiba-tiba kejadiannya. Satu minggu berlalu, ada sepucuk surat, tiba dari restoran tempat Mama dan saya makan malam.  Surat itu dilampiri copy tanda lunas dibayar.

Ada selembar kertas diselipkan disitu, tertuliskan :  "Mama sudah bayar makan malam kita, karena rasanya tak mungkin kita makan bersama lagi. Walaupun begitu Mama sudah bayarkan untuk dua orang,_ _barangkali untuk kau dan istrimu, anakku, besar sekali arti undanganmu malam itu sangat berarti dan berkesan bagi Mama. Terima kasih banyak anakku"

Pada detik itulah aku disadarkan betapa pentingnya kita menyisihkan waktu serta mengutarakan kepada orang-orang yang kita sayangi mengenai perasaan sayang kita, tentunya disertai dgn tindakan nyata.


Sisihkanlah waktu kita untuk mereka yang kita kasihi, selama mereka masih ada, jangan sampai terlambat kalau tiba-tiba mereka harus pergi untuk selamanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar sesuai dengan kutipan diatas menurut pemahaman anda, harap komentar yang membangun dan bermanfaat.

Translate

Pengikut Web Ini

Popular Posts