Kamis, 15 Desember 2016

Kisah Inspiratif Wati dan Iwan


Wati (27 tahun) bekerja pada suatu perusahaan konsultan yang tidak terlalu besar. Ia jatuh cinta pada Iwan, atasannya. Sebut saja semua hal yang baik, maka Iwan memilikinya. Otak yang cemerlang, sikap yang profesional dan gentleman, penampilan yang selalu rapi dan nice looking serta usia baru 36 tahun.


Wati membiarkan perasaannya kepada Iwan tumbuh tanpa halangan. Semakin hari ia semakin jatuh hati kepada Iwan. Iwan bukannya tidak tahu akan hal itu tetapi sikapnya yang profesional di kantor yang tidak membiarkan hal-hal pribadi mencampuri urusan kantor membuat Wati semakin mengagumi pribadi Iwan.

Suatu hari urusan kantor membuat mereka berdua harus pergi ke beberapa kota di Jawa Tengah. Entah bagaimana ceritanya mereka kemalaman dan menginap di sebuah hotel kecil. Sebenarnya Iwan ingin memesan 2 kamar tetapi karena hanya tersisa 1 kamar ia meminta pendapat Wati. Karena memang sudah sangat lelah Wati setuju untuk sekamar dengan Iwan.

Sebenarnya Wati agak “sedikit senang” dengan kondisi darurat tersebut. Karena tidak ber-ac, maka Iwan membuka jendela kamar. Masalah lainnya kamar tersebut hanya memiliki 1 ranjang berukuran tanggung dan tidak memiliki kursi panjang. Tidak mungkin bagi Wati untuk meminta Iwan tidur di lantai. Jadilah akhirnya mereka tidur seranjang.

Sebenarnya Wati tidak bisa tidur karena seranjang dengan Iwan. Sebagai seorang wanita jantungnya berdebar sangat kencang karena tidur seranjang dengan pria sopan yang sangat dikaguminya. Kaki mereka beberapa kali saling bersentuhan karena ranjangnya memang pas-pasan. Setelah setengah jam, angin malam yang masuk lewat jendela membuat Wati merasa kedinginan sehingga ia memberanikan diri bertanya kepada Iwan.
“Mas Iwan, aku kedinginan nih. Boleh nggak minta tolong jendelanya ditutup saja?”
Iwan tidak langsung menjawab dan Wati berpikir Iwan sudah tertidur sehingga ia mengulanginya lagi. Wati: “Mas Iwan…”, kali ini Iwan langsung menjawab: “Wat, kamu kedinginan ya? Maukah kamu malam ini bertindak seperti isteri saya?” Jantung Wati serasa berhenti berdetak. Pikirannya langsung guncang mendengar pertanyaan Iwan. Dengan hati-hati ia bertanya: “Maksud mas Iwan?”  “Maksud saya…., jendelanya kamu tutup sendiri ya!”.


Di sini kisah ini sangat inspiratif... Soalnya kalau dalam cerita diatas bukan si Iwan, maka para pembaca mau harapkan cerita seperti apa? Jangan lupa ini sudah suasana Natal....

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar sesuai dengan kutipan diatas menurut pemahaman anda, harap komentar yang membangun dan bermanfaat.

Translate

Pengikut Web Ini

Popular Posts