Siapakah itu ? “OTONOMI KHUSUS”. Sebagai orang
Papua, pasti semuanya tahu kronologi dan identitas dari Nenek Sihir ini.
Singkatnya, pada tahun 2001 yang silam, datanglah nenek sihir ini di bumi
cendrawasih sebagai ratu yang baik, yang mana dikirim lansung dari negara
kesatuan republik Indonesia (NKRI). Dia ditugaskan untuk memadamkan isu-isu
memanas yang terjadi di belahan bumi Papua.
Selama masi diakui sebagai Ratu penyelamat,
oleh minoritas masyarakat Papua, untuk memenuhi segala masalah
fundamental yang dihadapi oleh seantero rakyat
Papua. Maka dia adalah sebagai salah satu peredah tenggorokan bagi
pemangku kebijakan baik di pusat maupun di dalam Negri Papua.
Beberapa tahun berproses dan akhirnya diterima
oleh masyarakat Papua. Dari beberapa kalangan diamati bahwa, Ratu ini adalah solusi yang terbaik untuk mengatasi
masalah-masalah dasar yang dihadapi oleh masyarakat Papua seperti ekonomi,
pendidikan, kesehatan, dan lainya. Sebelumnya.
Setelah empat tahun berlansung, Ratu ini
diteliti dan dinilai dari berbagai lini seperti kaum intelektual, tokoh
masyarakat, aktivis dan masyarakat itu sendiri. Maka munculah ide-ide dari pelbagai lini tersebut
bahwa, ternyata Ratu ini tidak seperti yang diharapkan, namun dinilai gagal
untuk mensejahterakan rakyat Papua. Maka semua lini ini persatukan ide-ide
mereka untuk menolak kembali Ratu ini ke daerah asalnya. Aksi besar-besaran
pada tahun 2005.
Namun apa yang terjadi?. Setelah penolakan
besar-besaran tersebut Ratu ini masih saja berjalan secara menyelinap. Dia masih
memecahkan lukah yang hampir saja sembuh menjadi kambu kembali di beberapa
sisi. Maka secara jelas-jelas Dia (otsus) diketahui bahwa Nenek Sihir yang
membawa kutukan bagi rakyat Papua itu sendiri.
Itu kronologinya. Sampai sekarang Nenek Sihir
ini masih berjalan hingga sedang memasuki umur yang ke 14 tahun. Tetapi problema
akarnya bukan menurun namun meningkat di kalangan bangsa Papua. Nenek Sihir ini
bukan hidup di kalangan masyarakat namun Ia hidup di oknum-oknum tertentu. Yang
pastinya adalah pemangku kebijakan baik dari pusat hingga di dalam daerah.
Oleh karena demikian, maka lini-lini yang tadi
akan bertambah jahat dalam mengupas hal ini, dimanakah Nenek Sihir ini
tersembunyi?. Apabila Nenek Sihir ini tersembunyi di dalam rumah pemangku
kebijakan maka mereka (lini-lini) akan membongkar dan menghancurkannya baik itu
dari daerah maupun yang ada di pusat.
Ternyata pihak yang menugaskan Nenek Sihir ini
secara diam-diam bekerja sama dengan atasan orang Papua yang bekerja untuk Dia.
Bahwa kami akan menambahkan kekuatan untuk Nenek Sihir ini karena kekuatannya
semakin berkurang. Dari situ terdengarlah isu Otsus Plus dari kepemimpinan
pemerintahan daerah yang baru ini. Menghasilkan banyak pertanyaan dari berbagai
lini dan akhirnya diduga bahwa plus-plusan ini hanya kepentingan sekelompok
elit politik daerah bersama yang ada di pusat.
Oleh karena hali ini, maka banyak pertanyaan
dan kritikan yang muncul dari berbagai lini yang menyebar di belahan bumi
Cendrawasih ini. Karena pengalaman yang sebelumya maka plus-plusan ini ditolak
secara mentah-mentah oleh aktivis dan intelek Papua. Semua yang dilakukan oleh
anak bangsa ini tidak di indahkan satupun oleh pemangku kebijakan daerah maupun
pusat.
Oleh karena itu, disini kami bersuara bahwa
hal seperti ini perlu disadari oleh kita umat manusia yang punya akhlak luhur
Citra Pencipta. Tentunya yang utama kepada pemerintah pusat dan pemerintah
daerah, bahwa ‘pertanyaan dan kritikan ini bukanlah sebuah peluru berdarah
tetapi ini hanyalah sebuah obat
penghasil kedamaian’.
Maksudnya adalah, pemerintah penghasil obat
kepunahan ini harus membuka ruang bebas bersuara (demokrasi), untuk menerima
tanggapan, kritikan ataupun pertanyaan yang dihasilkan oleh kalangan masyarakat
pada umumnya. Karena ini solusinya akan berdampak baik kepada masyarakat
penghuni bumi Cendrawasih yang masih mengalami kutukan dari Nenek Sihir itu.
Karena sebelum kalian sadar bahwa, memang
perlu untuk diadakannya ruang demokrasi bagi rakyat Papua mengenai masalah ini,
maka kami tetap saja mengirah bahwa otsus ini adalah penghancur bumi
Cendrawasih dan segala isinya. Dan kami
masih terus mengupas otsus yang telah gagal itu harus dihapuskan dari negeri
kami. Karena kami tidak mau dikutuk terus menerus oleh Nenek Sihir penguasa
kegelapan yang ada di tanah Suci kami.
Penulis adalah mahasiswa asal Papua, di tanah Pasundan.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar sesuai dengan kutipan diatas menurut pemahaman anda, harap komentar yang membangun dan bermanfaat.