Sabtu, 22 Juni 2013

B E R B I C A R A D I D E P A N U M U M

Barack  Obama


‘Skill For the Public Speaking’ 
Mari kawan-kawan, kita berdiskusi tentang apa dan bagaimana kita berbicara di depan umum. Akan ku ceritakan pengalaman saya sedikit. Dulunya, aku ini orang yang sangat tidak berani untuk berbicara di depan umum. Saat saya di bangku SD, ada yang namanya pelajaran kesenian, disana guru kami akan mengajarkan materi yang berhubungan dengan lagu, lagu kebangsaan nasional, lagu perjuangan, lagu daerah maupun lagu gereja.
Saat diajarkan oleh guru kami, dan disuruh menyanyi bersama, kami semua senang untuk bernyanyi. Namun pada saat ulangan cawu (catur wulan, sekarang semester) guru akan menyuruh kami untuk menyanyikan dua lagu yakni, lagu nasional dan lagu daerah di depan teman-teman dan guru.
Saat itu saya adalah siswa yang paling penakut untuk bernyanyi di depan umum, sebenarnya saya sangat hapal dengan lagu yang saya mau nyanyikan, begitu pula saya sudah bisa bernyanyi saat saya latihan dari rumah untuk bernyayi saat ulangan cawu. Namun, di depan umum (teman-teman sekelas) saya menjadi lupa dan tidak berani tampil didepan.
Saat pertama dapat mata pelajaran kesenian, sejak kelas tiga SD hingga kelas lima SD, saya tidak mendapatkan nilai kesenian yang memuaskan, hanya berkisar antara 2-5 nilai saya didalam laprot. Kadang mencari alasan sakit, tunduk dibawa meja saat di tunjuk, berdiri di depan namun bernyanyi tidak mengeluarkan suara keras, hingga disuru ulang dan akhirnya disuru duduk walaupun lagunya belum selesai, dan banyak hal yang terjadi.
Waktu itu, saya sudah di bangku kelas 6 SD, disana saya bergabung dalam kumpulan kecil yang namanya MUDIKA (Muda Mudi Katolik sekarang OMK, Orang Muda Katolik), disana saya terus di bina oleh seorang seminari rohaniwan yang bertugas, Jhon Kore NTT, disana juga dipaksa untuk berani mengeluarkan pendapat dan masukan, serta berani untuk berbicara di depan teman-teman sekelompok.
Dari sanalah saya menemukan banyak perkembangan dalam diri saya. Itu adalah yang menjadi pengalaman saya. Nah sekarang, mungkin banyak dari kawan-kawan yang bertanya, kenapa kita harus berani berbicara? Kan pintar berbicara hanya dibutuhkan oleh teman-teman yang aktif di organisasi. Kita kan hanya organisasi biasa saja, lagi pula tidak berminat untuk ikut organisasi. Apalagi belum punya bayangan menjadi pembicara atau penyiar radio?.
Kita bayangkan bahwa, berani berbicara hanya dibutuhkan oleh mereka yang beraktivitas di dunia yang kita anggap harus berani tampil ke depan umum. Namun kita ketahui bahwa semua yang kita lakukan adalah berbicara dan komunikasi. Contohya, saat kita berbelanja, di kampus, dan apa saja yang kita lakukan adalah bentuk komunikasi dan berbicara baik itu secara verbal dan nonverbal.
Secara sederhana saja komunikasi adalah, proses penyampaian pesan antara pengirim dan penerima pesan. Suara kita adalah penting, yang menjadi kekuatan kita. Buktinya bahwa, hak menyatakan pendapat (bersuara), dan menyampaikan opsi, redaksi dijamin dan dilindungi oleh negara.
Dengan bicara, kita bisa memberi tahu kepada orang lain apa yang kita inginkan, pikirkan, dan rasakan. Kita dapat meminta orang lain untuk menghentikan kekerasan, meminta menghormati hak-hak kita sebagai manusia, menyuarakan perdamaian, memotivasi teman, memengaruhi pembuatan keputusan, dan banyak lagi. Kita dapat melakukan perubahan Atasi ketakutan, fokuskan pada keuntungan positif.
Nah, hampir kebanyakan orang yang pernah merasakan berbicara didepan umum, pasti perna mengalami ketakutan, keringat dingin, gugup, gelisah, dan lain sebagainya. Ini semua sebagian refleksi dari rasa ketakutan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian ada 9 penyebab ketakutan yang signifikan ketika berbicara didepan umum yaitu sebagai berikut:
1.      Takut akan gagal, ingin selalu sukses dan takut gagal malah kadangkala membuat ketakutan itu semakin besar.
2.      Tidak ada rasa percaya diri, merasa diri tidak mampu untuk melakukan hal tersebut.
3.      Traumatis, memiliki rasa takut dan merasa sendirian ketika berdiri di panggung dan semua mata melihat padanya.
4.      Takut dinilai atau dihakimi, hal ini terjadi karena adanya perasaan takut ketika banyak orang membicarakan dirinya atau pendapatnya.
5.      Terlalu perfeksionis, perfeksionis baik, tetapi terlalu perfeksionis dan berharap terlalu banyak pada dirinya sendiri malah membuat efek negatif.
6.      Takut akan orang banyak, merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri ketika berbicara di depan puluhan, ratusan atau ribuan orang.
7.      Kurangnya persiapan, persiapan yang minim membuat rasa takut untuk berbicara di depan umum ini semakin menjadi-jadi.
8.      Stress, menghindari stress ketika berbicara di depan umum.
9.      Blank, takut tidak tahu apa yang harus dilakukan, apa yang harus dibicarakan ketika berbicara didepan umum.
Semua penyebab ketakutan diatas harus diatasi, pahamilah bahwa semua orang mengalaminya bahkan pembicara hebatpun pasti pernah mengalaminya. Jadi kenali dan taklukan penyebab rasa takutmu. ”Ketakutan”  hal ini yang membuat kita tidak berani berbicara di depan umum. Menurut  Ivy Naistadt dalam bukunya Speak Without Fear:   A Total System for Becoming A Natural, Confident Communicator, kita memiliki beberapa ketakutan dalam berbicara di depan umum, antara lain:
1.      Takut dikritik atau dinilai (secara negatif)
 Ketakutan ini sangat menyiksa. Kita jadi tidak pernah mencoba karena kita merasa bahwa apa pun yang akan kita lakukan tidak akan lebih baik. Kadang kita juga takut terlihat ”berbeda” dari kebanyakan orang lain.
2.      Takut dipermalukan atau dihina.
Kadang kita takut kalau pendapat kita tidak bagus, kita akan mempermalukan diri sendiri. Hal ini juga bisa bersumber dari pengalaman trauma masa lalu.
3.      Takut secara emosional.
Ini juga bisa berhubungan dengan pengalaman buruk masa lalu. Bisa saja karena kita pernah mencoba bicara di hadapan orang lain, tetapi malah ditertawakan. Akhirnya ini membekas dalam diri kita.

Disini kawan-kawan semua pasti mempunyai cita-cita masing-masing. Ataupun dengan kata lain kita mempunyai pilihan-pilihan tentang bagaimana kita akan menangani masa depan kita. Walau demikian ketakutan-ketakutan yang ada terasa mendalam dan menjadi kecil hati dengan cita-cita tersebut.
Tetapi apabilah diinginkan kita bisa mengubahnya saat ini, saya akan mencoba memberikan cara, ini agar memberikan fokus perhatian kita kepada keuntungan yang akan kita bayangkan atau di dapatkan. Kita harus berani berbicara dihadapan orang lain, dibawa ini mungkin akan membantu kawan-kawan untuk berani berbicara di hadapan orang lain;

v  Buka diri, menemukan dan mengakui.
Temukan apa yang menjadi hambatan kita dan akui supaya kita bisa menetapkan rencana untuk ”mengatasinya”. Kita bisa mulai berlatih dengan menuliskan sebanyak mungkin kemungkinan terburuk yang akan terjadi jika kita bicara.

v  Melepaskan ketakutan.
Ini bukan tentang penting dan tidaknya isi pembicaraan kita, tetapi tentang sesuatu yang jauh lebih penting. Tuliskan ketakutan mengenai kemungkinan terburuk yang akan terjadi, lalu baca berulang-ulang. Sesudah itu, tuliskan daftar perubahan yang ingin kita capai. Pahami, bangkitkan, dan rasakan motivasi untuk berubah.

v  Hapus mitos-mitos.
Banyak mitos yang ada di benak kita yang menghambat kita untuk berani bersuara, seperti kegugupan adalah pertanda kelemahan, semua yang kita katakan harus penting, semua berakhir kalau kita melakukan satu kesalahan.... Siapa pun yang akan menjadi pusat perhatian punya kemungkinan untuk ditolak. Jadi, wajar kita merasa gugup! Kegugupan hanyalah tanda kelebihan energi yang harus dipelajari cara menguasai dan mengendalikannya. 
v  Harus ada yang pertama kali.
Semua orang yang kita lihat terampil bicara saat ini juga nervous waktu berbicara pertama kalinya. Kita harus mulai, harus ada praktik yang pertama untuk melakukannya. Cobalah, karena kalau kita tidak pernah mencoba, kita tidak akan pernah belajar.
v  Terus berlatih.
Bulatkan tekad, ”Saya harus berani mencoba! Biar saja, mungkin saya merasa terhina seminggu atau sebulan daripada seumur hidup tidakk pernah bisa.” Kita bisa berlatih sendiri di rumah di depan cermin atau bersama teman dan minta teman memberikan masukan. Bicara langsung di hadapan orang lain adalah latihan yang paling ampuh.

v  Kuasai banyak informasi.
Inti dari bicara (komunikasi) adalah, menyampaikan pesan atau informasi. Jadi, setiap saat pelajari informasi yang kita butuhkan dalam hidup kita, termasuk informasi-informasi lainnya yang berpengaruh terhadap kita. Punya banyak informasi juga akan membantu kita untuk jadi lebih percaya diri.

Kawan, sekaranglah waktunya ‘kita mulai berani’ berbicara. Suara kita adalah penting dan dibutuhkan. Apa yang kita pikirkan, yang kita rasakan, dan kita inginkan akan bisa di ketahui oleh orang lain, jika kita bersuara. Dengan bersuara, perubahan yang kita inginkan menjadi sebuah kemungkinan yang besar akan terjadi.
Saran, kawan semua adalah yang sangat dibutuhkan oleh bangsa ini, tanah air dan masyarakat, selamat berkarya dengan menjadi ‘berani berbicara’ menyampaikan pendapat, aspirasi dan kelebihan anda ditengah duniamu.  Torang smua tra kosong.
                                                                 ***

*) penulis adalah alumni SMA YPK Tabernakel Nabire angkatan 2012 sedang kuliah di tanah Pasundan.




0 komentar:

Posting Komentar

Komentar sesuai dengan kutipan diatas menurut pemahaman anda, harap komentar yang membangun dan bermanfaat.

Translate

Pengikut Web Ini

Popular Posts