Taman wisata tugu monas Jakarta. |
Saya terdiam seketika mendengar, disana kami
duduk berempat, maka saya menunggu dia (Uty) melanjutkan pembicaraan atau
adakah komentar dari kedua teman duduk ini. Beberapa menit lewat dan kami masi terdiam,
bang Uty menelpon seseorang.
Usai itu, ia pun kembali menjelaskan dua kata
(Monas Menos) yang di ucapkan tadi, bahwa, ‘kawan-kawan yang saya bilang monas
itu monumen nasional kepanjangannya, yaitu ini (sambil menunjuk kearah bangunan
berupa tugu yang berbebentuk kurus tinggi berkepala emas itu), kamipun
melihatnya. Dan yang saya bilang menos itu adalah tempatnya ini, taman yang
mengelilingi monas ini, yang dimana banyak orang selalu saja menghiasinya’.
Lanjutnya, ‘jadi monas itu hanya sebuah
bangunan yang dibangun ketika pemerintahan Soekarno. Dan bangunan ini menjadi
satu tempat wisata lokal yang di kunjung hanya warga bangsa. Tetapi akhir-akhir
ini, saya heran seketika mahasiswa Papua yang lebih dominan mengunjungi
bangunan ini. Lebih-lebihnya malam minggu seperti ini.
Dan, tempat ini juga menjadi tempat dimana
mahasiswa Papua mencari dana untuk mensukseskan kegiatan organisasinya, seperti
makrab, natal bersama dan lainya. Kemudian saya juga tahu bahwa setiap malam
minggu dihadiri oleh lebih dari seratus mahasiswa Papua di menos (tempat bermain
bola Volly dan Futsal) ini’.
Ketika mendengar itu, saya menjadi ingin
bertanya, apa maksud dari menos yang dipakai oleh abang Uty untuk melukiskan tempat dimana orang
berolahraga di sekeliling monumen nasional ini. Akupun bertanya, kak apa arti
dari menos, itu bahasa inggrish ka atau bahasa apa yang mengistilahkan tempat
olahraga ini yang kak gunakan?.
Diapun akan menjelaskan kepada kami arti
sebenarnya dari apa yang di katakannya itu bahwa,’ menos itu kata dasarnya ‘Mee
dan Noo’ diambil dari bahasa Mee daerah pegunungan tengah pulau Papua, Mee
artinya “Manusia”, dan Noo artinya “Pemakan” jadi ketika di gabungkan menjadi,
‘Pemakan Manusia’.
Maka arti dari apa yang saya mau bicarakan
dengan kalian disini adalah, ‘Monumen Nasional adalah tempat pemakan manusia’.
Artinya bahwa yang ku lihat selama ini, di tempat ini banjir akan mahasiswa
papua yang secara tidak sengaja sebagiannya akan mengkonsumsi minuman, makanan,
dan snek yang akan dijual oleh orang jawa di tempat ini. Baik itu es teh manis,
es kelapa, kopi moca, torabika susu, tahu lontong,kacang goren, rokok enceran,
gorengan, dan lain sebagainya.
Di samping itu ada sebagian mahasiswa juga
yang membawa minuman keras untuk mengkonsumsinya dari tempat ini dan akhirnya
menimbulkan masalah kecil, yang dampaknya akan berlari kepada kematian. Sama
halnya juga dengan makanan ringan yang tadi saya sebut, kita semua tahu bahwa
daerah kita Papua pada umumnya sudah dalam masalah besar. Mengerti kan apa
maksudnya, yah itu sudah.
Kalau minuman keras itu kan kita semua sudah
tau bahwa itu berbahaya bagi tubuh kita. Makanan ringan ini dugaan saya bahwa, mereka akan
mencemprot obat-abatan yang jangka waktu untuk merusak tubuh kita di jauh tahun
ke depan. Kita mengira tidak masalah,
namun dugaan saya seperti itu maka saya sudah trauma dengan barang-barang ini,
makanya saya hari ini berkesempatan untuk memberitahu dugaan saya ini kepada
kalian (juga kepada pembaca yang bermimpi akan berkunjung).
Selama
ini saya pernah mendengar berita bahwa, mahasiswa ini, pegawai itu, meninggal
dunia karena penyakit ini sakit itu dan sebagainya. Ini juga tidak terlepas
juga dengan apa yang tadi saya katakan.
Bahwa melalui apa yang mereka cemprot itu hasilnya didapat setelah
beberapa tahun kemudian.
Saya juga mendengar, ada mahasiswa juga yang
meninggal karena penyakit mematikan, yang tiada obatnya itu, yang mana penyakit
itu menyular lewat darah dan cairan tubuh (HIV/AIDS). Kawan-kawan hal ini juga
sama, dugaan saya mengatakan ini benar-benar terjadi (mereka menyemprotnya).
Karena menurut saya ‘mereka itu tahu dan bukan mereka saja yang bergerak namun
ada pengerak yang bersama-sama melakukannya’. Bukan karena semua itu disebabkan
oleh bersetubuh dengan seorang wanita jalanan. Tidak .
Yah,, itulah yang saya mau sampaikan, jadi yang
menjadi nasehat saya itu, ‘kawan semua tahu bahwa itu memang sudah terjadi
demikian dari sebelumnya, dan ingat ini akan terjadi terus selamanya, maka
waspadai itu. ‘Gaimana’ (bahasa Mee, artinya peringatan untuk berhati-hati).
*( Penulis adalah Mahasiswa Papua
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus