Kamis, 01 Agustus 2013

MONAS~MENOS

Perjuangan Hidup
Taman wisata tugu monas  Jakarta.
Monas Menos!. Dua kata ini terdengar kencang di indra pendengarku ini, saat saya duduk berseblahan dengan abang Eliancher Uty di Jakarta dimana Monumen Nasional di bangun. Kebetulan saya baru mendengar dua kata yang bunyinya hampir sama ini.
Saya terdiam seketika mendengar, disana kami duduk berempat, maka saya menunggu dia (Uty) melanjutkan pembicaraan atau adakah komentar dari kedua teman duduk ini.  Beberapa menit lewat dan kami masi terdiam, bang Uty menelpon seseorang.

Usai itu, ia pun kembali menjelaskan dua kata (Monas Menos) yang di ucapkan tadi, bahwa, ‘kawan-kawan yang saya bilang monas itu monumen nasional kepanjangannya, yaitu ini (sambil menunjuk kearah bangunan berupa tugu yang berbebentuk kurus tinggi berkepala emas itu), kamipun melihatnya. Dan yang saya bilang menos itu adalah tempatnya ini, taman yang mengelilingi monas ini, yang dimana banyak orang selalu saja menghiasinya’.

Lanjutnya, ‘jadi monas itu hanya sebuah bangunan yang dibangun ketika pemerintahan Soekarno. Dan bangunan ini menjadi satu tempat wisata lokal yang di kunjung hanya warga bangsa. Tetapi akhir-akhir ini, saya heran seketika mahasiswa Papua yang lebih dominan mengunjungi bangunan ini. Lebih-lebihnya malam minggu seperti ini.

Dan, tempat ini juga menjadi tempat dimana mahasiswa Papua mencari dana untuk mensukseskan kegiatan organisasinya, seperti makrab, natal bersama dan lainya. Kemudian saya juga tahu bahwa setiap malam minggu dihadiri oleh lebih dari seratus mahasiswa Papua di menos (tempat bermain bola Volly dan Futsal) ini’.

Ketika mendengar itu, saya menjadi ingin bertanya, apa maksud dari menos yang dipakai oleh abang Uty  untuk melukiskan tempat dimana orang berolahraga di sekeliling monumen nasional ini. Akupun bertanya, kak apa arti dari menos, itu bahasa inggrish ka atau bahasa apa yang mengistilahkan tempat olahraga ini yang kak gunakan?.

Diapun akan menjelaskan kepada kami arti sebenarnya dari apa yang di katakannya itu bahwa,’ menos itu kata dasarnya ‘Mee dan Noo’ diambil dari bahasa Mee daerah pegunungan tengah pulau Papua, Mee artinya “Manusia”, dan Noo artinya “Pemakan” jadi ketika di gabungkan menjadi, ‘Pemakan Manusia’.

Maka arti dari apa yang saya mau bicarakan dengan kalian disini adalah, ‘Monumen Nasional adalah tempat pemakan manusia’. Artinya bahwa yang ku lihat selama ini, di tempat ini banjir akan mahasiswa papua yang secara tidak sengaja sebagiannya akan mengkonsumsi minuman, makanan, dan snek yang akan dijual oleh orang jawa di tempat ini. Baik itu es teh manis, es kelapa, kopi moca, torabika susu, tahu lontong,kacang goren, rokok enceran, gorengan, dan lain sebagainya.

Di samping itu ada sebagian mahasiswa juga yang membawa minuman keras untuk mengkonsumsinya dari tempat ini dan akhirnya menimbulkan masalah kecil, yang dampaknya akan berlari kepada kematian. Sama halnya juga dengan makanan ringan yang tadi saya sebut, kita semua tahu bahwa daerah kita Papua pada umumnya sudah dalam masalah besar. Mengerti kan apa maksudnya, yah itu sudah.

Kalau minuman keras itu kan kita semua sudah tau bahwa itu berbahaya bagi tubuh kita. Makanan  ringan ini dugaan saya bahwa, mereka akan mencemprot obat-abatan yang jangka waktu untuk merusak tubuh kita di jauh tahun ke depan. Kita  mengira tidak masalah, namun dugaan saya seperti itu maka saya sudah trauma dengan barang-barang ini, makanya saya hari ini berkesempatan untuk memberitahu dugaan saya ini kepada kalian (juga kepada pembaca yang bermimpi akan berkunjung).

 Selama ini saya pernah mendengar berita bahwa, mahasiswa ini, pegawai itu, meninggal dunia karena penyakit ini sakit itu dan sebagainya. Ini juga tidak terlepas juga dengan apa yang tadi saya katakan.  Bahwa melalui apa yang mereka cemprot itu hasilnya didapat setelah beberapa tahun kemudian.

Saya juga mendengar, ada mahasiswa juga yang meninggal karena penyakit mematikan, yang tiada obatnya itu, yang mana penyakit itu menyular lewat darah dan cairan tubuh (HIV/AIDS). Kawan-kawan hal ini juga sama, dugaan saya mengatakan ini benar-benar terjadi (mereka menyemprotnya). Karena menurut saya ‘mereka itu tahu dan bukan mereka saja yang bergerak namun ada pengerak yang bersama-sama melakukannya’. Bukan karena semua itu disebabkan oleh bersetubuh dengan seorang wanita jalanan. Tidak .

Yah,, itulah yang saya mau sampaikan, jadi yang menjadi nasehat saya itu, ‘kawan semua tahu bahwa itu memang sudah terjadi demikian dari sebelumnya, dan ingat ini akan terjadi terus selamanya, maka waspadai itu. ‘Gaimana’ (bahasa Mee, artinya peringatan untuk berhati-hati).

*( Penulis adalah Mahasiswa Papua

1 komentar:

Komentar sesuai dengan kutipan diatas menurut pemahaman anda, harap komentar yang membangun dan bermanfaat.

Translate

Pengikut Web Ini

Popular Posts