Rabu, 05 Maret 2014

BELAJAR ‘MENYONTEK’ YES OR NO


Saya juga sangat bingun dengan pernyataan sikap diatas ini, kadang manusia bingun menentukan kata ‘ya’ atau ‘tidak’ di dalam berbagai situasi masalah dan sebagainya. Baik itu masalah yang sangat sederhana maupun masalah yang sangatlah sulit, untuk menghadapi hal ini ada saja manusia yang susah untuk memutuskan ini.

Kata ya atau tidak  umum digunakan dalam menyelesaikan suatu masalah. Pastinya dua kata ini keluar ketika seseorang atau sekelompok orang menemukan suatu masalah dan suatu solusi dalam masalah itu dari satu pihak. Baik itu pihak yang menghasilkan masalah ataupun yang menjadi korbanya.
Dalam hal ini saya menjadi salah satu korbannya. Yang saya bingunkan adalah masalah ini apabila saya katakan ya juga saya  bersalah, dan juga apabila saya katakan tidak  juga saya tetap bersalah. Dan sebagai solusinya saya harus putuskan itu dan saya siap menghadapi masalah itu. Seperti itu.
Saya akan ceritakan masalah ini dari asal usulnya terjadi masalah ini. Pertamanya adalah sebagaimana sebagai seorang mahasiswa tidak terlepas dari aktivitas belajar dan mengajar di kampus dimana ia menganyam pendidikan. Maka dari itu ada  yang namanya ujian semester.
Saya menghadapi ujian semester itu. Saya sudah mempersiapkan diri semaksimal mungkin sebelum mengikuti ujian tersebut. Disana juga saya dengan teman sekelas saya  sekitar 30 orang, saya harus mengikuti ujian dengan bekal yang saya sudah persiapkan itu.
Pertamanya berawal dari kata ‘menyontek’ maka saya belum terbiasa dengan hal ini. Karena saya jujur, saya tidak pernah mendapatkan pelajaran menyontek waktu saya sekolah di bangku SD, SMP, dan SMA, bahkan saya dilarang keras dan diawasi ketat oleh ibu bapak guru saya di sekolah. dan saya juga dimarah sama orang tua saya agar saya jangan menyontek tetapi belajarlah banyak.
Dan saat saya masuk kuliah suatu keajaiban yang terjadi, saya mendapatkan teman-teman saya semuanya menyontek dalam kelas saat mengikuti  UAS itu, saya merasa heran dan saya sangat mengakui cara mereka melakukan hal itu, taktik mereka sangatlah cerdik dalam hal itu, dan saya sangat mengakui itu.
Dari sana untuk hari berikutnya saya tahu bahwa mereka akan menyontek lagi, makanya saya datang agak terlambat agar saya dukuk di bangku yang  terbelakang, dan ini maksud saya juga untuk melihat dengan jelas siapakah yang menyontek. Ternyata sama halnya dengan hari pertama mereka menyontek semua, dan saya saksikan hal itu, sambil mengakui taktik mereka yang cerdik itu.
Dan haingga hari yang terakhir mereka masih saja menyontek dan senang dengan apa yang mereka sudah lakukan. Saya  juga percaya diri dengan apa yang saya jawab, saya juga tidak merasa rendah diri karena saya sudah menjawab apa yang saya harus jawab dengan kemampuan dan kesiapan-kesiapan yang saya sudah lakukan sebelumnya.
Akhirnya tibalah saatnya untuk kami harus melihat nilai yang sudah keluar di sana. Setelah kami mengetahui nilai kami yang sudah keluar itu, saya mendapatkan nilai yang bedah jauh dengan mereka. Nilai saya minimal dan nilai mereka maksimal. Dan saya juga terima itu dengan lapang dada karena saya tahu nilai saya itu saya dapat dari hasil jeripayah saya sebelum menghadapi ujian itu.
Maka apa yang terjadi disana saat kami melihat nilai bersama di papan pengumuman. Mereka melihat saya lebih rendah dari mereka, saya tidak ada apapanya dibanding mereka, dan saya juga merasa  tidak ada bandinganya dengan mereka saat itu. Maka saya merasa tersingkir dari omongan mereka.
Mereka bahkan mengatakan padaku, apa yang kamu jawab saat ujian, bukannya kamu tidak belajar sebelum ujian maka nilai kamu hancur seperti ini?. Dan saya hanya menjawab inilah nilai yang saya dapatkan dari hasil belajar saya. Saya juga tidak tahu apa yang mereka pikirkan dengan aku saat itu.
Apakah mereka kira saya ini bodok, ataukah tidak pernah belajar, ataukah sosok anak pemalas, entah apalah yang mereka pikirkan tentang saya saat itu dan saya juga menerima itu semuanya. dan dalam benak saya hanya muncul sepatah pikiran, mereka sangat sombong sekali dengan nilai nyontekan itu’.


Mereka meninggikan diri mereka dengan nilai yang didapat dari hasil nyontekan itu, dan mereka akan tunjukan nilai mereka itu ke orang tuanya dan berkata pak ini hasil dari apa yang saya sudah belajar. Dan pasti mereka akan mengakui hal itu karena sesama manusia. Tetapi di hadapan Tuhan pasti itu akan menjadi bahan perhitungan dengan mereka. Saya yakin itu.
Yang menjadi masalah saya disini adalah, dengan hal seperti ini diri saya menjadi pesimis, saya kurang dianggap dari teman-teman sekelas saya maka ini bagimana caranya saya harus menyesuaikan diri. Apakah saya harus belajar dua kali lipat dari sebelumnya atau saya harus belajar menyontek di ujian  yang mendatang. ...?
Inilah masalah saya, kalau saya belajar lebih dari biasanya saya harus mengorbankan waktu saya untuk aktivitas lain yang saya harus lakukan. Tapi kalau saya belajar menyontek pasti saya butuh waktu yang panjang untuk latihan dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada disana. Saya harus pilih yang mana, kalau saya belajar lebih itu tidak mungkin bagi saya karena memaksakan kehendak nanti hasilnya juga konyol.
Maka saya harus pilih belajar menyontek agar nilai saya bisa setara dengan teman –teman saya. Ini pilihannya saya harus kataan ya atau tidak dengan pilihan ini. Masalahnya kalau saya katakan ya juga pasti   ada saja masalah dan dampak yang aka timbul setelah hal ini. Dan apabila saya katakan tidak juga  akan berdampak buruk
terhadap masalah yang saya hadapi ini.
Jadi saya merasa bingun dengan pilihan terakhir yang mengatakan kata ya dan tidak ini. Saya minta pendapat dari kawan-kawan sekalian yang mana juga perna menjadi mahasiswa dan sedang sebagai mahasiswa. Karena saya tahu kalian juga mengalami hal itu, bukankah begitu?. Ditunggu jawabannya sob ..


4 komentar:

  1. Nyontek akan membunuh generasi mudah.Dan nyontek hanya akan menciptkn generasi yg pandai memanipusasi, tdk bisa menciptkn sesuatu yg baru dan memuntakan kembali apa yg sdh ada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, benar Aname. pandai memanipulasi karya orang lain. Hanya menghabiskan puluhan tahun tanpa hasil.

      Hapus

Komentar sesuai dengan kutipan diatas menurut pemahaman anda, harap komentar yang membangun dan bermanfaat.

Translate

Pengikut Web Ini

Popular Posts