Tanggal
23 januari 2013 adalah hari libur bagi mahasiswa universitas pakuan, Bogor
Jatim. Libur tersebut guna mengistrahatkan mahasiswa karena mulai tanggal 29
akan diadakan UAS (ujian akhir semester).
Saya
adalah salah seorang mahasiswa universitas pakuan. Saya pun ikut berlibur
karena satu mingguh penuh semua mahasiswa dari semester satu alias angkatan
2012 hingga mahasiswa semester lima alias angkatan 2010 semua di liburkan.
Hari
senin dan hari selasa saya betah di kosan, sambil main game (counter strike).
Dan selain itu saya pun mencuci pakaian guna untuk pake saat UAS nanti. Dan
selain itu pula saya membersikan ruangan tempat tinggal saya, karena saya
membersikan ruangan sebulan sekali.
Keesokan
harinya, rabu, pukul 08.00 WIB, saya merasa bosan karena sudah dua hari saya
terpuruk dalam rumah, saya ingin jalan-jalan tapi kemana jalannya? Suara hatiku
saat saya keluar kamar dan tarik-tarik badan di terik matahari pagi yang penuh
vitamin D. Saya banyak merenung (menghayal).
Andaikan
saya di word paradisea (Mapiha) saya akan jalan-jalan ke kebun saya yang penuh
dengan nuta (ubi) nomo (keladi) idaha (sayur-sayuran) dan banyak lagi tanaman
layak makan lainnya disana. Tidak ku duga aku akan memanen banyak makanan
disana, dan sepulangnya saya akan bersenang-senag dengan keluarga saya disana
sambil baku lempar kulit ubi.
Terbayang
kebun yang ku tinggalkan di sana (Mapiha, word paradise), terbayang semua
tanaman bagai musim panen tibah, disitu juga terbayang ples (berlapis) mama
saya, yang saat itu sedang asyik mengali ubi di kebun tercintaku itu. Saat
hujang ia (mama saya) akan memakai koba-koba (payung khas Mapiha terbuat dari
daun pandang), saya tahu tanpa mengenal lelah mama saya akan menyelesaikan
pekerjaannya.
Aku
pun tahu, apabila mama saya pulang dari kebun, maka mama saya akan memasak ubi,
keladi, sayur dan sayur lilin (hatu, pego), dan hal ini akan mencukupi makan
malam sekeluarga yang nikmat. Biarpun makanan sesederhana ini, akan ada sisa
hingga besok pagi, yang akan menjadi sarapan pagi yang nikmat pula. Keluarga
sederhana.
‘Waaaahhhh...
banyak menghayal ni’ kaget dari penghayalan. Dengan rasa capenya saya menuju
kamar kembali, disana saya akan mengambil alat mandi guna membersihkan badan,
seusai mandi sayapun bingun kemanakah arah langkah yang patut ku melangkah
untuk jalan-jalan.
Ada
sebuah pikiran muncul dari benak saya, saya harus ke Gramedia (tokoh buku). Di
kota ini (Kab.Bogor) terdapat tiga gramedia, saya akan mengunjungi ketiga
gramedia ini, gramedia yang pertama ku harus kunjungi adalah gramedia di Mall
BTM kira-kira 2km jarak dari tempat tinggal saya, maka saya harus naik angkot.
Sebelum
saya jalan, saya lebih dahuluh menentukan berapa waktu selama saya di
gramediapertama ke dua dan ke tiga, maka saya memutuskan lamahnya waktu selama
di gramedia yaitu 2 jam. Saya berangkat dari rumah jam 08.14 hingga sampai di
gramedia pertama tepat waktu yang di tentukan jam 09.00 saya menghabiskan waktu
dua jam disana. Saya akan berpindah.
Dari
mall BTM saya akan ke sukasari tempat dimana gramedia ke dua terletak.
Disana aku harus naik angkot 01 karena
jauhnya kurang lebih 3km dari sini. Tibah disana pukul 12.09, saya akan segera
mengunjungi gramedia dan ku habiskan waktu selama dua jam pula. Jam 02.45 saya
meninggalkan gramedia ke dua karena saya akan ke gramedia ketiga, sesuai waktu
yang di tentukan.
Dari
gramedia ke 2 jarak untuk menuju granedia ke 3 tidak terlalu jauh, kira-kira 1
km dari sini. Saya cepat bergegas dan menuju gramedia ke tiga. Akhirnya tiba di
gramedia ke tiga yaitu depan jalan masuk chieled samping hotel pakuan pada
pukul 15.20 . disini saya akan membeli sebuah buku berjudul “Ibu Pemimpin Para
Pemimpin”. Yang dari dua minggu sebelumnya saya incar.
Saya
membeli buku itu se harga 40.000.00, dan 3 buah bolpen seharga 9.500.00 setelah
membeli saya membaca halaman-halaman awal dari buku itu, dari dalam gramedia.
Di buku itu saya menemukan bab dua yang berjudul “Profesor di Segala Bidang”
dengan anak judul ‘Koki Nomor Satu’.saya berlanjut.
Disana
saya menemukan kalimat yang berbunyi “ makanan apa yang paling membuat kita
kangen?” seketika saya membaca kalimat itu teringatlah saya oleh demo di
kampung tengah alias lapar. Sekedip itu saya pun terbayang oleh makanan
sederhana yang mama saya hidangkan setiap sore itu. Lambungku makin keras
berguncang hingga terasa hampir mau mati rasanya.
Tidak
sadar, saya belum makan dari pagi hingga sekarang sudah pukul 17.00 WIB. Karena
waktu yang telah saya tentukan sudah habis maka saya akan pulang ke rumah saya.
Jarak dari gramedia ini ke rumah saya tidak terlalu jau kira kira sekitar 200 m
dari sini. Saya keluar dari gramediadan mulai melangkah jalan kaki menuju
rumah.
Uang
di saku saya sudah habis, tinggal 500 rupiah (gope) yang menghiasi sakku ini.
Karena saya dari rumah tadi pagi membawa uang 50.000.00 dan ongkos angkot
secukup yang saya mau gunakan. Sangat hemat. Di tengah perjalanan saya sangat
lapar dan keringat membujur deras di badanku.
Saat
itu di tengah jalan saya bertemu dengan seorang bapak (40) ia sedang memikul
suatu barang yang gayanya mau di jual. Setelah saya amati dari jarak yang
sedikit agak jauh, ternyata itu berisi ‘pisang rebus, nasi bungkus (dalam daun
pisang), dan ubi rebus. Dan bapak itu biasanya saya sering ketemu di jalan itu
sambil jualan.
Anganku,
ususku putus satu (tambah lapar), setelah mendekat saya menahan bapak itu
dengan rasa percaya diri dan bertanya ‘pa, ubinya satu berapa?’ katanya
‘1.500.00 satu de, beli berapa de?’ ia mengeluarkan beberapa ubi, saya terus
terdiam.
Saya rabah uang di sakku tadi,dan saya kasih
keluar gope tadi, sambil berkata ‘pa aku dari gramedia, tadi aku sudah beli
buku dan uang saya habis tinggal ini, tentu ini tidak cukup untuk membeli
satupun pa’. Bapak itu terdiam sejenak, dan memikirkan sesuatu anganku, saya
lanjut berkata ‘ aku lapar sih lapar tapi uangku segini jadi maaf pa’.
Bapak
itu berlanjut ‘ ohya ga papa de ambil ubina satu’. Tuhan trimah kasi, kata
hatiku, saya dikasih ubi satu yang agak besar pula. Trimah kasi pa trimah kasi
aku pulang dulu ya, makasih pa, sambil jalan ke depan, mataku agak kaca, banyak
pikiran yang muncul, Cuma memegang ubi saja saya sudah kuat jalan, maka saya
cepat berlari sambil jalan menuju ke rumah yang tidak jauh dari sini.
Sesampainya
di rumah saya berdoa sebelum makan, dengan penuh kegembiraan dan rasa nikmatnya
saya menghabiskan ubi itu berlahan, dengan sedapnya rasa ubi asal bogor ini
menjadi makan malamku yang sangat nikmat. Dengan segelas air agua kurasakan
kekenyangan malam itu (biasa anak kosan). “Tuhan trimah kasi banyak atas berkat-Mu
hari ini, dan lindungilah aku malam ini dalam tidurku. mimpi indah malam kamis.
Nato ‘ jumat 25-1-2013 Bogor JaTim.
LAGU
NUTA IGAPU Cipta, Nato
Nu...ta igapuu.....u...uuu
Bokaine tenaaa
Me...kamakida....aa..aaa
Bokaine tenaa
Ref.
Mihogada tenaaa....aaa tikainotakooo..
Anamakimakeeee nuta notakooo
mihogada noooo....
Nikaiha nuta naimeitetakooo..
gada tenanoooo
Ani hege dimiiii....iii kawa uwiheeee...
Ani hege dimiiii...iii meiha naimaitaiii
.....................................................................2x
(tong anana kosan pu lagu)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar sesuai dengan kutipan diatas menurut pemahaman anda, harap komentar yang membangun dan bermanfaat.