‘Matahariku” lontaran
sepatah kata dari si pemburu hutan yang tengah beristirahat sambil duduk-duduk
diatas gunung yang tinggi. Sambil memandang pemandangan disekitarnya yang
sangat elok. Berapa lamakah engkau menemaniku dan seluruh dunia..? izinkanlah
aku bertanya, matahariku, apabila aku boleh tau, kapankah kau tidak bersinar
lagi untuk selamanya ?, dan siapa pengganti dirimu setelah kau telah sirna ?.
dapatkah aku menggunakan senter tua ini selama hidupku ? sambil menunduk dan
melihat senternya yang soak karena berburu semalaman. Banyak yang
dipikirkannya.
Pemburu hutan adalah
orang yang waktu hidupnya 82% dihabiskan untuk berburu didalam hutan yang
sangat lebat . pemburu hutan kebanyakan sering di jumpai di pegunungan Papua.
Orang tipe ini sangat tipis berinteraksi.
Matahariku betapa
banyak pertolonganmu yang kau limpahkan dalam hidupku. Apakah kau adalah
sahabatku? Apa yang aku harus perbuat untukmu selain aku bangga dengan cahayamu
yang selalu bersinar ?. aku pun tak tahu apakah kawanku yang banyak menggunakan
sinarmu memberikan hadia apa untukmu, matahariku ?. apakah ia pernah bertanya
seperti aku di sini, bertanya sambil meneteskan air mata bahagia?
Saya tersendak oleh
pertanyaan yang dilampiaskan oleh si pemburu hutan ini kepada benda itu. Saya
merasa bingun dan malu. Karena saya tidak pernah berpikir seperti orang hutan
ini. Lantas ilmu pengetahuan saya tidak seberapa dengan si pemburu hutan tadi.
Mendengar ini bagaimana dengan anda yang jangan di panggil otak udang ?
Pengalaman saya merenung
tentang matahari, setelah mendengar beberapa pelampiasan hati sang pemburu
hutan kepada benda itu. Saat itu banyak pertannyaan yang muncul. Bagaikan aku
peneliti matahari, matahari adalah bintang terbesar di galaksi bimasakti,
bintang adalah suatu benda langit yang
ada ketika gelembung debu panas bersatu. Menghasilkan cahaya.
Sewaktu-waktu akan meredup dan akan hilang. Apakah suatu saat matahari akan redup dan menghilang karena dia
adalah sebuah bintang yang besar.
Si pemburu hutan pun
berlanjut, jika suatu saat berpulang entah aku ada ataupun tiada, sahabatku
matahari, selamat dan terimakasih atas pertologanmu kepada saya. Ku ingat
namamu selama akhir hayat hidupku, matahariku. Saat aku melihat bumi kedua ini,
aku tak pernah hidup tanpamu. Matahariku, bila aku mendahuluimu melihat bumi
ketiga kutinggalkan salam pamit untukmu. Sahabatku matahariku,, apabila engkau
bagaikan senter tua ini. Akan ku peluk erat-erat, salam sahabatku.
Orang hutan itu
bergegas meninggalkan tempat persinggahanya dan mulai berdiri sambil memandang
kuningnya gerbang tempat matahari berbalik arah. Hati sang pemburu hutan
berdebar-debar bagaikan ada salam balik dari sahabatnya matahari. Sinar senja
sangat cerah dan angin sepoi-poih melambangkan suasana gembira, matanya tak
berkedip memandang gunung menyelimuti sahabatnya. Katanya, sahabatku selamat
tidur kankubawa senyummu dalam mimpiku nanti malam.
Berakhirlah hari yang
sangat berilmupengetahuan bagi sang pemburu hutan.
Hiasilah hidupmu dengan
kenangan terindah (Natto 2012)
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar sesuai dengan kutipan diatas menurut pemahaman anda, harap komentar yang membangun dan bermanfaat.