Selasa, 10 November 2015

M A T A H A R I K U

‘Matahariku” lontaran sepatah kata dari si pemburu hutan yang tengah beristirahat sambil duduk-duduk diatas gunung yang tinggi. Sambil memandang pemandangan disekitarnya yang sangat elok. Berapa lamakah engkau menemaniku dan seluruh dunia..? izinkanlah aku bertanya, matahariku, apabila aku boleh tau, kapankah kau tidak bersinar lagi untuk selamanya ?, dan siapa pengganti dirimu setelah kau telah sirna ?. dapatkah aku menggunakan senter tua ini selama hidupku ? sambil menunduk dan melihat senternya yang soak karena berburu semalaman. Banyak yang dipikirkannya.


Pemburu hutan adalah orang yang waktu hidupnya 82% dihabiskan untuk berburu didalam hutan yang sangat lebat . pemburu hutan kebanyakan sering di jumpai di pegunungan Papua. Orang tipe ini sangat tipis berinteraksi.
Matahariku betapa banyak pertolonganmu yang kau limpahkan dalam hidupku. Apakah kau adalah sahabatku? Apa yang aku harus perbuat untukmu selain aku bangga dengan cahayamu yang selalu bersinar ?. aku pun tak tahu apakah kawanku yang banyak menggunakan sinarmu memberikan hadia apa untukmu, matahariku ?. apakah ia pernah bertanya seperti aku di sini, bertanya sambil meneteskan air mata bahagia?

Saya tersendak oleh pertanyaan yang dilampiaskan oleh si pemburu hutan ini kepada benda itu. Saya merasa bingun dan malu. Karena saya tidak pernah berpikir seperti orang hutan ini. Lantas ilmu pengetahuan saya tidak seberapa dengan si pemburu hutan tadi. Mendengar ini bagaimana dengan anda yang jangan di panggil otak udang ?

Pengalaman saya merenung tentang matahari, setelah mendengar beberapa pelampiasan hati sang pemburu hutan kepada benda itu. Saat itu banyak pertannyaan yang muncul. Bagaikan aku peneliti matahari, matahari adalah bintang terbesar di galaksi bimasakti, bintang adalah suatu benda langit yang  ada ketika gelembung debu panas bersatu. Menghasilkan cahaya. Sewaktu-waktu akan meredup dan akan hilang. Apakah suatu saat  matahari akan redup dan menghilang karena dia adalah sebuah bintang yang besar.

Si pemburu hutan pun berlanjut, jika suatu saat berpulang entah aku ada ataupun tiada, sahabatku matahari, selamat dan terimakasih atas pertologanmu kepada saya. Ku ingat namamu selama akhir hayat hidupku, matahariku. Saat aku melihat bumi kedua ini, aku tak pernah hidup tanpamu. Matahariku, bila aku mendahuluimu melihat bumi ketiga kutinggalkan salam pamit untukmu. Sahabatku matahariku,, apabila engkau bagaikan senter tua ini. Akan ku peluk erat-erat, salam sahabatku.

Orang hutan itu bergegas meninggalkan tempat persinggahanya dan mulai berdiri sambil memandang kuningnya gerbang tempat matahari berbalik arah. Hati sang pemburu hutan berdebar-debar bagaikan ada salam balik dari sahabatnya matahari. Sinar senja sangat cerah dan angin sepoi-poih melambangkan suasana gembira, matanya tak berkedip memandang gunung menyelimuti sahabatnya. Katanya, sahabatku selamat tidur kankubawa senyummu dalam mimpiku nanti malam.

Berakhirlah hari yang sangat berilmupengetahuan bagi sang pemburu hutan.

Hiasilah hidupmu dengan kenangan terindah (Natto 2012)

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar sesuai dengan kutipan diatas menurut pemahaman anda, harap komentar yang membangun dan bermanfaat.

Translate

Pengikut Web Ini

Popular Posts