Jumat, 16 Oktober 2020

SAYA SAKIT, DI TUBUH BAGIAN MANAKAH ITU ?

Ilustrasi Senja sirnah (melinweb)
 

 Membingunkan bukan,? Sungguh. Saya sedang mengalami sakit yang parah, setara goresan kasar yang tersayat ketika jatuh tanpa kendali dari motor pada jalan beraspal yang dipenuhi dengan batu kerikil kecil. Terasa perih, seperti saat kita memandang luka sayatan tadi setelah satu jam kemudian.


Juga terasa sakit seperti engkel kaki atau lengan tangan yang dislokasi dan tergerak tanpa sadar. Saya baru dapat sakit, namun pada saat yang bersamaan, saya juga tidak tahu tubuh bagian mana yang terserang oleh sakit ini. Orang lain yang memandang saya pun merasakan hal yang sama, mereka melihat saya sakit, tapi mereka tidak tahu ditubuh mana terdapat sumber sakit itu.


Pada saat ini pula, saya ingin pergi konsultasi ke dokter. Saya putuskan untuk segera ke dokter dan mengambil rujukan untuk membeli obat peredah rasa sakit ini. Namun saya tersendak berhenti dengan wajah yang aneh bercampur bingung, mereka yang bersama saya pun berharap agar saya sudah mendapat solusi untuk meredahkan rasa sakit yang saya baru saja sedang derita ini.


Akhirnya saya sadar, kalau setelah dipikir-pikir, ternyata saya belum tahu dimana sumber dari rasa sakit yang saya derita ini, seperti apa gejalanya dan dari manakah itu berasal. Rasanya hal ini tak asing bagi semua individu, tapi jenis ini tidak pernah diklasifikasikan dalam rantai mahkluk hidup di biosfer ini. Penawar dari sakit ini memang ada, tapi kepatenannya tidak ada seorang pun yang akan mengakuinya.


Sungguh ironis bukan ?. tiada seorang pun yang ada di bumi ini kebal terhadap sakit ini, ia akan menghampiri setiap insan. Hanya kesempatan untuk menghampirilah yang berbeda pada setiap orang. Termasuk gejalanya juga pasti berbeda, tergantung pada usia, suasana, tempat dan hal lain.


Rasa sakit ini, menurut pendapat saya bahwa, saya akan golongkan kedalam teori evolusi, yang artinya, suatu proses perubahan bentuk makhluk hidup dari bentuk yang sederhana atau tidak kompleks menuju kepada suatu bentuk lain yang lebih kompleks dalam kurung waktu yang berlansung lama. Sakit yang saya derita ini juga sama halnya dengan teori ini, artinya bahwa dari keadaan sakit sekarang, akan berproses menuju kepada tahap penyembuhan dengan waktu yang sangat lama.


Sakit ini juga bisa diibaratkan dengan wabah yang sedang melanda dunia saat ini, yaitu corona virus 19. Bahwa masyarakat yang berdiam di daerah yang suhunya dingin atau bersalju, mereka lebih rentan terpapar covid-19, tetapi bagi masyarakat yang tinggal di tempat yang suhunya tropis seperti di Indonesia ini, mereka tidak dengan mudah terpapar.  


Artinya bahwa, tempat tinggal sangat berpengaruh terhadap sakit jenis ini. Bila berada di tempat-tempat tertentu yang mendukung seseorang untuk mengalami sakit yang lebih parah ataupun mengalami gejala sakit yang biarpun parah tetapi dengan cepat akan berlansung sendirinya, tanpa disadari oleh si penderita.


Arti dari kata pengantar diatas ini yang sesungguhnya saya ingin sampaikan kepada saudara sekalian bahwa, yang namanya derita patah hati ketika orang yang paling kita cintai telah berpulang kepada sang khalik. Tiga hari yang lalu, ibu kandung dari teman saya telah meninggal dunia. Teman saya saat ini bersama saya di tanah rantau, sedang berburu ilmu.


Lebih kurang dari rasa sakit karena patah hati yang teman saya alami saat ini, saya telah goreskan diatas, mungkin jauh dari apa yang teman saya rasahkan, namun ini yang saya bisa. Posisi saya saat ini, bukanlah seorang novelis atau pengarang puisi handal yang karangannya menjadi best seller di gramedia, namun intinya saya mau sampaikan kepada teman saya bahwa dari lubuk hatiku yang paling dalam, saya turut berduka cita atas berpulanggya ibunda terkasih dari teman saya, semoga diberi ketabahan dari sang pencipta manusia dan segala isi jagat raya ini.


Dengan ini, saya pribadi sadar bahwa, teman saya terpapar rasa patah hati yang sangat mendalam karena dia berada di daerah yang bersalju, atau di tanah rantauan. Dia juga akan berevolusi dengan rasa patah hati ini dalam kurung waktu yang berlansung lama, biarpun ia kembali ke kampung halamannya yang penuh dengan susu dan madu.


Patah hati jenis ini, tak ada seorang pun di dunia ini yang siap menggantikan sosok pribadi yang telah hilang, walau dengan cara seperti apa, tetap tidak bisa tergantikan. Maksudnya, bila ada kerabatnya yang bersedia memberikan obat dari rasa patah hati ini, sama halnya dia hanya mau memperdalam patahan hatinya itu. Hal ini, biarkan sajalah, seperti teori evolusi, sendirinya akan sirnah dan ia akan mendapatkan perubahan dalam diri dia, hanyalah dia sendiri yang bisa sadar akan perubahan ini.


Pada dasarnya, derita patah hati ini tidak haya mentok kepada isi dari cerita ini, namun pada hal lain atau orang lain juga berlaku metode yang sama. Tergantung kepada sedekat mana orang yang kita cintai itu dan pada posisi seperti apa dia harus beranjak. Semuanya hanyalah satu paket, tetapi beda warnanya saja.


Demikian saya tuangkan perasaan saya untuk teman saya, bila ada kata yang tidak berkenan, mohon dimaafkan dan bila ada makna dibalik goresan ini, maka anda sudah mengetahuinya sekarang. Tuhan Yang Maha Esa memberkati kita sekalian.  

 

*)Mapihaparadiseae

Malanesian Island Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar sesuai dengan kutipan diatas menurut pemahaman anda, harap komentar yang membangun dan bermanfaat.

Translate

Pengikut Web Ini

Popular Posts