Halo, teman - teman sekalian.
Saya jamin bahwa ketika melihat judul dari
cerpen ini kalian dengan tegas mengatakan bahwa ‘tidak’. Ini adalah jawaban
yang tepat bagi orang yang tidak mau disebut ateis. Karena iman kalian kepada
sang khalik bahwa akan memberi kalian buah dari perjuangan itu.
Baikalah, ijinkan saya bertanya kepada kalian.
Adakah diantara kalian yang berjuang
demi sesuatu hal dan tidak berhasil?, walaupun
perjuangan itu memunyai pengorbanan harta benda yang cukup banyak?. Berapa persen kemungkinan yang kalian kira
jika benar-benar hal demikian ini pernah ada?.
Perjuangan yang saya maksudkan disini adalah
perjuangan individu dalam menghadapi hal apa saja yang anda perjuangkan. Tentu saja
hal yang anda perjuangkan disini memakan korban tenaga, waktu, uang, bahkan
hingga harga diri anda dipertaruhkan hanya menjadi buah bibir bagi warga untuk
orang tua atau keluarga yang kita cintai.
Dalam perjuangan hidup model ini, saya
utarakan bagi perjuangan yang menyita bayak waktu bagi anda, disinipun sebuah
korupsi umur terjadi dan anda merasahkannya benar-benar bahwa hal ini menyakiti
anda dari darah, daging, tulang dan sum-sum. Saat ini akan terjadi kesungguhan hati, anda
akan tertunduk dan berdoa kepada sang khalik guna meminta petunjuk dari
pada-Nya.
Hal ini sedang terjadi dan berlalu
terus-menerus hingga bertahun-tahun. Anda adalah pemimpin dari perjuangan ini,
anda yang mempunyai hak mengakhiri dan terus memperjuangkannya. Keluarga yang
kita cintai saat ini tengah melakukan hal yang sama untuk mendukung kita memperjuangkan
ini. Mereka pun mengalami hal yang sama seperti kita rasakan, terlebih kepada
orang tua dan saudara saudari kita.
Harapan dari masyarakat dan keluarga semua
agar apa yang menjadi perjuangan anda saat ini harus membuahkan hasil. Tentu
saja bahwa buah dari perjuangan yang anda perjuangkan ini adalah suatu hadiah
terbesar yang anda berikan kepada meraka. Hal ini tidak terlepas juga terhadap
wanita yang berjuang mengantar anda kepada jalan perjuangan mandiri ini, bahwa
anda akan membayar seperempat dari dari harga air susu, darah dan daging yang
telah membesarkan anda.
Dalam perjuangan ini anda harus sadar bahwa
ada selusin perangkat besar yang telah tertata rapi pada urutanya. Mereka
sedang dan telah menata perjuangan anda. Saat ini, segenap perangkat ini telah
sepakat bahwa hasil dari perjuangan yang
anda pegang kendali akan tercapai
segera. Ini telah sampai di ambang pintu penuaian. Anda
dan perangkat ini telah sepakat bahwa Tuhan telah bekerja sama dalam perjuangan
ini.
Pembaca yang saya hormati, kita telah sampai
pada bagian akhir dari cerita ini. Lantas, apa maksud dari cerita diatas ini?.
Inilah endingnya. Anda sebagai pemegan kendali sebuah perjuangan seperti yang
saya ceritakan diatas harus berpulang kepada sang kahalik.
Inilah kehendak-Nya. Tuhan telah memutuskan
akhir dari semua ini untuk datang kepada pangkuan-Nya.
Ijinkanlah saya bertanya kepada anda semua,
bahkan kepada Tuhan!, adakah perjuangan yang keras dan berbuah kosong ?.
Ataukah ini yang namanya hukum tabur tuai, atau hukum apa, sebab akibat kah ?.
Dan masih banyak lagi pertanyaan yang terukir di benak ini.
Bila pembaca yang saya banggakan memunyai hal
yang sama dalam cerita ini, silahkan bertanya-tanya, semoga anda bisa
mendapatkan jawaban yang memuaskan. Cerita ini, penulis goreskan dalam rangka
mengenang meninggalnya Sdr.Nelson Madiba Tebai, mahasiswa semester 8 (delapan)
FKIP, Universitas Cendrawasih.
*)
Mapiha Paradiseae
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar sesuai dengan kutipan diatas menurut pemahaman anda, harap komentar yang membangun dan bermanfaat.