Saya pribadi, bangga dengan kaka Aprila Wayar yang
telah dinobatkan menjadi novelis pertama prempuan Papua. Beliau, bagi saya
adalah seorang figur bagi prempuan Papua lainnya, agar memiliki jiwa membaca
dan menulis, minimal menulis status di media sosial dalam beberapa pragraf.
Beliau juga dengan tidak secara lansung mengajak
Prempuan Papua lainnya, untuk turut berpartisipasi dalam menulis kisah indah
yang mereka telah alami sendiri. Karena orang bijak katakan bahwa ‘’sebuah
kisah akan dikenang oleh banyak orang bila dituangkan dalam bentuk tulisan ’’.
Saya juga secara pribadi mengapresiasi dan
berterimakasih kepada kaka Aprila yang
mana telah menjelaskan kepada dunia bahwa inilah perempuan Papua yang
sebenarnya. Dari berbagai segi telah dijelaskan dalam dua novel pertamanya yang
beliau tuangkan.
Kemudian beliau juga telah menjelaskan dengan sempurna
bahwa seperti apa pandangan orang asing untuk Papua dalam novelnya yang
berjudul ‘Sentuh Papua’. Dalam novel ini pula beliau menjelaskan pemahaman
bagimana nasib jurnalis asing bila meliput di Papua “Hal yang harus dipahami adalah apabila jurnalis asing diperbolehkan
secara legal masuk ke Papua, mereka tidak akan diperbolehkan meliput apapun
terkait OPM ataupun aspirasi Papua merdeka. Mereka hanya akan meliput
kesuksesan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia di Papua.” Hal
232.
Dengan hal seperti ini tidak menutup kemungkinan bahwa
akar masalah Papua pelan-pelan diangkat di mata dunia. Dan dalam hal ini kami
masyarakat Papua butuh banyak. Ini adalah doa dan harapan masyarakat Papua yang
telah lama merindukan hadirnya keadilan yang menyeluruh.
Saya pribadi ucapkan selamat kepada kaka Aprila Wayar
atas terlirisnya novel ke empat yang berjudul ‘Tambo Bunga Pala’. Garis besar
dari isi novel ini menguak tentang kisah yang diceritakan ibunya mengenai kisah
heroik leluhurnya dalam mempertahankan tanah tumpah darah akan selalu
memanggilnya pulang.
Pada awalnya kaka Aprila telah menerbitkan novel ‘Mawar
Hitam Tanpa Akar’ pada tahun 2009, novel keduanya ‘Dua Perempuan’ terbit pada
tahun 2013, dan novel ketiganya ‘Sentuh Papua’ diterbitkan tahun 2018.
Kaka sungguh luar biasa, saya harap novel ini bukan
merupakan novel yang terakhir. Semoga saya bisa memesan novel ini untuk menjadi
bahan perenungan dan dasar motivasi saya untuk harapan saya ke depan. Sekali lagi
terimakasih kaka.
*)Mapiha Paradiseae.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar sesuai dengan kutipan diatas menurut pemahaman anda, harap komentar yang membangun dan bermanfaat.