“ Tidak ada orang yang terbebas dari masalah, ” demikian
kata orang bijak. Anehnya, kita masih sering mengira bahwa orang lain lebih
indah hidupnya dari pada kita. Lebih sukses karirnya. Lebih melimpah kekayaannya.
Lebih mudah mendapatkan apapun yang diinginkannya. Kadang-kadang, kita bahkan
merasa jika sudah diperlakukan secara tidak adil oleh nasib. Bahkan tak jarang
timbul godaan untuk menyalahkan Tuhan. Mengapa menciptakan kita dengan nasib
seperti ini?
Merenung kadang kala adalah merupakan bentuk koreksi
diri tentang apa saja yang telah kita perbuat, atau bagaimana kita akan
menyelesaikan suatu masalah. Merenung bisa merupakan sesuatu yang positif,
apabila dengan renungan maka akan kita peroleh suatu penyelesaian dari masalah
yang sedang dihadapi. Biasanya orang akan cenderung merenung kalau sedang
menanggung banyak beban pikiran.
Tapi kalau merenung yang tidak berkesudahan tentu saja
akan merugikan, selain pikiran dan waktu terbuang sia-sia, kita tidak akan
mendapatkan manfaat apa-apa dari renungan tersebut.
Akan lebih baik kalau kita merenung dan mendapatkan
suatu titik terang yang jelas, kemudian diikuti tindakan nyata sebagai
penyelesaian masalahnya.
Maka itu, bila kita mempunyai masalah dalam hidup
kita, luangkanlah waktu sedikit untuk merenung. Setelah itu kita berusaha untuk
menemukan titik terang dalam perenungan kita. Dan perjuangkanlah itu.
Jadikanlah hidup itu perjuangan.
Hindari tindakan yang selalu mengandalkan orang lain
dalam masalah kita, karena kebiasaan ini akan terbiasa. Karena karakter pasrah
yang membuat kita seperti ini maka kita selalu beranggapan masalah yang kita
hadapi adalah masalah bersama. Itu salah.
” Air mata adalah, ‘satu-satunya cara bagaimana mata
berbicara, ketika bibir tak mampu menjelaskan apa yang telah membuat persaanmu
terluka’.
Menarik, semoga dapat terinsrpirasi.
BalasHapusOk. Makasih gan.
HapusMenarik, semoga dapat terinsrpirasi.
BalasHapus